Contoh Soal Likuidasi Persekutuan Secara Berangsur dan Jurnal Pencatatannya
Contoh soal likuidasi persekutuan secara berangsur dan jurnal pencatatannya adalah materi akuntansi keuangan lanjutan yang diperuntukkan memudahkan seseorang dalam membukukan sebuah transaksi sesuai dengan keadaan sebenarnya. Bagi perusahaan, arus kas operasional ditujukan untuk mengalokasika kekayaannya.
Likuidasi persekutuan secara bertahap dan serentak harus dipelajari agar menjadi pedoman saat adanya kegiatan pembubaran firma. Setelah firma dibubarkan, maka seluruh karyawan akan berhenti bekerja dan tidak menerima gaji serta tunjangan yang disesuaikan dengan akta pendirian perusahaan per periode akuntansi.
Cara menghitung likuidasi persekutuan dapat menjadi tindakan prevetif terhadap keberlangsungan usaha perusahaan. Setiap perusahaan harus dapat mengaplikasikan program komputer akuntansi dalam rangka mendapatkan kesempatan dalam bekerjasama sesuai dengan arahan dari para pemegang saham preferen dan saham biasa.
Perbedaan Likuidasi Persekutuan Bertahap dan Sekaligus
Perbedaan likuidasi persekutuan secara bertahap dan sekaligus akan menentukan tingkatan tanggungjawab arus kas operasional. Resiko potensi rugi maksimal dapat terjadi ketika seluruh kekayaan perusahaan tidak dapat dijadikan uang. Misalnya kendaraan yang dimiliki tidak dapat diperjualbelikan sebab keusangan dan kerusakan.
Contoh soal likuidasi persekutuan secara berangsur dan jurnal pencatatannya menjadikan pedoman bagi karyawan untuk menetapkan tugas dan tanggungjawab bisnis. Penyebab utama pembubaran firma adalah ketidaksesuaian antara kondisi perusahaan dengan akta pendirian yang mengakibatkan diwajibkannya update informasi.
Perbedaan likuidasi persekutuan secara sekaligus dan bertahap terletak pada kemampuan perusahaan memperdagangkan seluruh kekayaan untuk melunasi hutang. Jika pembagian kas dilakukan secara cicilan menandakan adanya kesalahan saat proses pembayaran tagihan yang jatuh tempo bagi nasabah.
Baca Juga: Jurnal Setoran Tunai Kas ke Bank
Contoh Soal Likuidasi Persekutuan Secara Bertahap dan Perhitungannya
Contoh soal likuidasi persekutuan secara bertahap dan perhitungannya akan membantu para sekutu dalam rangka memperhitungkan jumlah modal akhir yang mungkin diterima. Pelunasan hutang kepada pihak ketiga harus diprioritaskan agar dapat menjalin hubungan baik pada perusahaan baru yang akan dibentuk.
Contoh soal likuidasi persekutuan terjadi ketika PPIC, HRD dan QA sepakat untuk mengakhiri perjanjian kerjasama bisnis dengan memperdagangkan beberapa aset tetap yang dimilikinya. Adapun laporan posisi keuangan sebelum proses realiasi aktiva non kas menjadi kas secara bertahap adalah
Laporan Posisi Keuangan | |||
Firma Indonesia | |||
31/12/2022 | |||
Aktiva | Passiva | ||
- Kas | Rp 68.736.000 | - Hutang Bank | Rp 128.880.000 |
- Piutang Dagang | Rp 34.368.000 | - Hutang QC | Rp 14.320.000 |
- Kendaraan | Rp 51.552.000 | ||
- Tanah | Rp 25.776.000 | - Modal QA | Rp 17.900.000 |
- Bangunan | Rp 34.368.000 | - Modal HRD | Rp 17.900.000 |
- Modal PPIC | Rp 35.800.000 | ||
Jumlah | Rp 214.800.000 | Rp 214.800.000 |
Adapun penjualan aktiva non kas berlangsung selama 2 periode diantaranya
- Periode pertama : Hanya mampu memperdagangkan piutang dengan nilai perolehan Rp 34.000.000 dan menyimpan kas sebesar Rp 1.000.000
- Periode kedua : Mampu memperjualbelikan aset tetap secara sekaligus dan membagikan modal akhir dengan nilai Rp 81.000.000
Likuidasi Persekutuan Tahap Pertama
Cara menghitung rugi potensi maksimal saat likuidasi persekutuan bertahap pada fase pertama harus dapat mempertimbangkan jumlah arus kas yang tersedia di perusahaan. Kekayaan perusahaan akan merepresentasikan besar kecilnya ukuran perusahaan melalui pemilikan jumlah aktiva dan passiva ditahun berjalan.
Jurnal Realisasi Piutang Dagang Menjadi Kas
Jurnal realiasi aktiva non kas menjadi kas seperti perubahan piutang dagang diperlukan agar dapat mengembalikan modal yang telah disetorkan oleh para sekutu. Sekutu berhak menerima masukan berkaitan dengan prosedur informasi kekayaan perusahaan melalui neraca saldo ataupun laporan laba rugi.
Tanggal | Keterangan | Debit | Kredit |
17/09/2023 | Modal QA | Rp 122.667 | |
Modal HRD | Rp 163.556 | ||
Modal PPIC | Rp 81.778 | ||
Kas | Rp 34.000.000 | ||
Piutang Usaha | Rp 34.368.000 |
Cara Menghitung Rugi Potensi Maksimal
Rugi potensi maksimal adalah estimasi kerugian yang mungkin didapatkan oleh para sekutu jika tidak mampu merealisasikan aset yang dimilikinya. Setelah proses likuidasi persekutuan didengarkan oleh karyawan, maka karyawan biasanya akan mencari pekerjaan lain yang mampu mencukupi kebutuhannya.
Nilai Buku Aktiva Non Kas yang Belum diuangkan | |
Kendaraan | Rp 51.552.000 |
Tanah | Rp 25.776.000 |
Bangunan | Rp 34.368.000 |
Jumlah | Rp 111.696.000 |
Kas yang tidak dibagi | Rp 1.000.000 |
Jumlah Rugi Potensial | Rp 112.696.000 |
Adapun distribusi rugi potensi maksimal yang ditanggung oleh para sekutu adalah
Nama Sekutu | Persentase laba | Rugi Ditanggung |
QA | 3 | Rp 37.565.333 |
HRD | 4 | Rp 50.087.111 |
PPIC | 2 | Rp 25.043.556 |
Cara Membuat Tabel Pembagian Kas Pertama
Tabel pembagian kas pertama wajib dibentuk dalam rangka mengerjakan keseluruhan sistem informasi keuangan. Proses perhitungan kerjasama harus dapat meyakinkan para pemegang saham untuk mengalokasikan rugi potensi maksimal. Tabel pembagian kas digunakan untuk mengalokasikan kas yang tersedia
Perhitungan Pembagian Kas Pertama | |||
Keterangan | QA | HRD | PPIC |
Modal sebelum pembagian kas pertama | Rp 17.777.333 | Rp 17.736.444 | Rp 35.718.222 |
Hutang persekutuan kepada sekutu | Rp 14.320.000 | ||
Modal Bersih | Rp 17.777.333 | Rp 17.736.444 | Rp 50.038.222 |
Rugi potensial | -Rp 37.565.333 | -Rp 50.087.111 | -Rp 25.043.556 |
Saldo Akhir | -Rp 19.788.000 | -Rp 32.350.667 | Rp 24.994.667 |
Defisit Staff Marketing dan Pajak | Rp 19.788.000 | Rp 32.350.667 | |
Saldo kas yang dibagikan | Rp - | Rp - | Rp 24.994.667 |
Baca Juga: Cara Mencatat Penjualan Aktiva dengan PPN
Likuidasi Persekutuan Secara Bertahap Fase Kedua
Likuidasi persekutuan secara bertahap fase kedua membuktikan bahwa kesejahteraan karyawan akan terjaga dengan diberikannya peluang bekerja di perusahaan sekutu lain. Perusahaan perseorangan adalah entitas yang didirikan oleh orang pribadi untuk menyelenggarakan pencatatan sesuai kegiatannya.
Jurnal Realisasi Sisa Aktiva Non Kas
Jurnal realisasi sisa aktiva non kas menjadi kas merupakan aktivitas entitas untuk menyederhanakan transaksi sesuai dengan potensi keseimbangan neraca saldo. Hal-hal yang menyebabkan likuidasi persekutuan diantaranya adanya kondisi keuangan yang kurang stabil dan mengalami jatuh tempo tagihan yang banyak.
Tanggal | Keterangan | Debit | Kredit |
15/12/2023 | Modal QA | Rp 10.232.000 | |
Modal HRD | Rp 13.642.667 | ||
Modal PPIC | Rp 6.821.333 | ||
Kas | Rp 81.000.000 | ||
Kendaraan | Rp 51.552.000 | ||
Tanah | Rp 25.776.000 | ||
Bangunan | Rp 34.368.000 |
Jurnal Mengembalikan Modal Akhir Para Sekutu
Setelah semua proses realiasi aktiva tetap diselenggarakan maka entitas harus dapat membuktikan perihal kesejahteraan karyawan. Sebelum firma dibubarkan, para sekutu akan mendapatkan modal akhir sebagai imbal baliknya. Keuntungan dan kerugian akan merepresentasikan modal perusahaannya.
Tanggal | Keterangan | Debit | Kredit |
16/12/2023 | Modal QA | Rp 7.545.333 | |
Modal HRD | Rp 4.093.778 | ||
Modal PPIC | Rp 28.896.889 | ||
Kas | Rp 40.536.000 |
Baca Juga: Contoh Kasus Perubahan Firma Menjadi Perseroan Terbatas
Demikian contoh soal likuidasi persekutuan secara berangsur dan jurnal pencatatan sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan lanjutan. Bagi para sekutu, dibubarkannya perusahaan artinya sekutu dapat menciptakan potensi perusahaan baru dengan produk dan wilayah pemasaran yang sama sesuai programnya.
0 Response to "Contoh Soal Likuidasi Persekutuan Secara Berangsur dan Jurnal Pencatatannya"
Post a Comment
Saya mengundang Anda untuk Berdiskusi