Sistem Pencatatan Persediaan: Sistem Perpetual dan Sistem Periodik
Sistem pencatatan persediaan terdiri dari sistem perpetual dan sistem periodik yang berguna untuk mengalokasikan arus biaya ke dalam produk jadi yang dimiliki perusahaan. Perbedaan pencatatan persediaan dan perhitungan fisik harus dilakukan pembuatan ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode.
Jurnal mencatat persediaan barang dagang dengan metode periode atau perpetual diperlukan karena menyesuaikan kebijakan akuntansi perusahaan. Persediaan akhir perusahaan dapat ditentukan dengan metode FIFO, rata-rata tertimbang dan LIFO agar dapat digunakan untuk membuat asumsi arus biaya.
Sistem pencatatan periodik dan perpetual dilaksanakan sebagai dasar pembuatan laporan keuangan tahunan perusahaan. Sistem periodik adalah pencatatan persediaan yang didasarkan pada hasil opname diakhir periode. Sistem perpetual adalah pencatatan persediaan yang dilaksanakan setiap barang terjual.
Perbedaan Sistem Persediaan Periodik dan Perpetual
Jelaskan perbedaan sistem persediaan periodik dan perpetual bergantung pada kebijakan akuntansi dalam mengakui persediaan akhir. Ketika pembelian bahan baku disetiap periodenya tentu memiliki harga beli yang berbeda-beda. Asumsi arus biaya harus digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan akhir periode.
Bedanya metode fisik dan metode perpetual dalam akuntansi sistem persediaan berdampak sistem pengendalian internal atas persediaan barang dagang. Metode fisik adalah sistem perhitungan biaya yang didasarkan pada perhitungan langsung di lapangan yang dilakukan oleh autitor internal setiap periodenya.
Kelebihan metode periodik dan metode perpetual menjadi pertimbangan dalam menerapkan sistem pengendalian internal. Terjadinya perbedaan antara pencatatan persediaan dan perhitungan fisik mengharuskan akuntan membuat ayat jurnal penyesuaian agar jumlah persediaan sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Baca Juga: Persamaan Metode Fisik dan Perpetual
Ayat Jurnal Pencatatan Sistem Persediaan Periodik
Ayat jurnal pencatatan sistem persediaan periodik dibuat pada saat perusahaan melaksanakan pembelian, penjualan barang dagang dan melakukan rekonsiliasi pada akhir periode. Sistem persediaan periodik disebut metode fisik karena akuntan harus menghitung langsung jumlah barang ketika akhir periode.
Contoh soal dan jawaban metode perpetual dan periodik terjadi pada PT Masraffi yang memiliki saldo awal persediaan sebesar Rp 80.000.000. Transaksi pembelian dan penjualan selama tahun berjalan sebesar Rp 60.000.000 dan Rp 90.000.000. Bagaimana cara menghitung harga pokok penjualan barang dagang?
Perbedaan jurnal metode fisik dan perpetual tentu melibatkan adanya rekonsiliasi persediaan ketika opname dan perhitungan akuntansi biaya. Harga pokok penjualan dihitung dari persediaan awal dan pembelian dikurangi persediaan akhir ketika proses stock opname dilaksanakan.
Adapun ayat jurnal penyesuaian sistem pencatatan persediaan periodik dan perpetual dilaksanakan sebagai berikut:
Tanggal | Keterangan | Debit | Kredit |
01/03/2021 | Pembelian | Rp 60.000.000 | |
Hutang | Rp 60.000.000 | ||
(Jurnal Mencatat Pembelian) | |||
15/03/2021 | Piutang Dagang | Rp 90.000.000 | |
Penjualan | Rp 90.000.000 | ||
(Jurnal Penjualan Barang Dagang) | |||
31/03/2021 | Persediaan | Rp 5.000.000 | |
Beban Pokok Penjualan | Rp 135.000.000 | ||
Persediaan | Rp 80.000.000 | ||
Pembelian | Rp 60.000.000 | ||
(Jurnal Persediaan Akhir) |
Baca Juga: Contoh Kartu Persediaan Periodik dan Perpetual
Macam-Macam Asumsi Arus Biaya Persediaan
Macam-macam asumsi arus biaya persediaan tentu bergantung penerapan sistem pengendalian internal di perusahaan. Perbedaan metode fifo dan rata-rata tertimbang adalah pembayaran pajak penghasilan tahunan badan karena adanya selisih yang terjadi pada harga pokok penjualan barang jadi.
Metode masuk pertama keluar pertama disebut first in first out adalah sistem penentuan harga pokok penjualan didasarkan pada pembelian barang pertama kali akan dianggap dikeluarkan pertama kali ketika waktu penjualan. Sistem pencatatan ini akan menghasilkan laba dan setoran pajak lebih tinggi.
Sistem pencatatan persediaan dan asumsi arus kas digunakan sebagai dasar pembuatan laporan laba rugi komprehensif. Bagaimanakah sistem pencatatan persediaan awal dan akhir akan menentukan harga pokok penjualan sehingga dapat melaporkan laba rugi komprehensif setiap periodenya.
Baca Juga: Contoh Kasus Akuntansi Joint Venture dan Jawabannya
Demikian sistem pencatatan persediaan yang terdiri dari sistem fisik dan sistem perpetual. Perhitungan persediaan barang dagang akhir dan harga pokok penjualan dapat menggunakan kartu asumsi arus biasa guna mempertimbangkan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan.
0 Response to "Sistem Pencatatan Persediaan: Sistem Perpetual dan Sistem Periodik"
Post a Comment
Saya mengundang Anda untuk Berdiskusi