Contoh Kasus Akad Salam dalam Akuntansi Syariah
Contoh kasus akad salam dalam akuntansi syariah merupakan transaksi yang mengikuti prinsip islami seperti transaksi murabahah, mudharabah, ijarah, istishna dan musyarakah. Transaksi salam adalah jual beli dimana barang akan diserahkan kemudian hari tetapi pembayaran dicicil sampai barang siap dipergunakan.
Contoh soal dan jawaban akuntansi salam memungkinkan pembeli membayar pesanan selama waktu yang diperlukan membuat barang tersebut. Pengakuan pencatatan penyajian dan pengungkapan transaksi salam akan diakui pada saat transaksi siap dipergunakan dalam rangka memperoleh penghasilan.
Soal akuntansi transaksi salam dan salam paralel merupakan transaksi berkelanjutan antara akad pertama dan akad kedua. Pembeli akan diberikan jaminan dari penjual atas barang yang diserahkan harus sesuai spesifikasi dan jumlah yang harus dibayarkan pada akhir periode.
Pengertian Akad Salam Menurut Para Ahli
Pengertian akad salam menurut para ahli adalah transaksi jual beli yang memberikan barang yang diperjualbelikan pada akhir periode sementara pembayarannya dicicil sampai barang siap diserahkan. Penjual dapat menungkapkan piutang salam kepada produsen, jumlah dan kualitas yang diminta yang sesuai dengan laporan keuangan syariah.
Pengertian akad salam adalah transaksi pesanan barang sesuai spesifikasi yang akan dikerjakan oleh penjual sementara pembeli dapat memberikan modal terlebih dahulu agar penjual dapat melaksanakan kewajibannya. Kelemahan akad salam adalah harga jual harus sesuai perjanjian kerja.
Definisi akad salam dalam akuntansi syariah adalah penyerahan barang yang dilakukan kemudian hari dimana pembeli dapat memberikan modal agar penjual dapat menyerahkan barang sesuai pesanan. Piutang yang tidak dapat dilunasi penjual dapat disajikan secara terpisah dari akun piutang salam.
Baca Juga: Contoh Kasus Pembiayaan Istishna Dalam Kehidupan Sehari-hari
Kelebihan dan Kelemahan Akad Salam dan Istishna
Kelebihan dan kelemahan akad salam dan istishna adalah adanya perjanjian kerja yang membuat penjual akan memperoleh penghasilan dikemudian hari sehingga dapat menambah omzet pada tahun tersebut. Penjual akan mendapatkan kepastian tentang jumlah yang akan dibayarkan pelanggan.
Kelemahan akad salam adalah penjualan yang dilakukan di kemudian hari harus menggunakan harga wajar pada saat perjanjian. Apabila terjadi selisih harga jual dengan harga pasar maka penjual tidak diperkenakan mengakui adanya laba atau rugi atas transaksi salam tersebut.
Kelebihan akad salam adalah adanya kepastian penjual memperoleh penghasilan dikemudian hari. Pembeli dapat meminta jaminan atas pelaksanaan transaksi sehingga terhindar dari kerugian. Penghentian pengakuan akad salam akan berakhir ketika terjadi penyerahan barang ke pembeli.
Baca Juga: Contoh Soal Profit Sharing dan Revenue Sharing
Contoh Soal dan Jawaban Akuntansi Salam dalam Transaksi Syariah
Contoh soal dan jawaban akuntansi salam dalam transaksi syariah harus memenuhi rukun dan syarat akad salam. Rukun akad salam adalah penjual, pembeli, barang yang diperjualbelikan, harga barang dan ijab qabul. Pengakuan pencatatan penyajian dan pengungkapan akad salam harus disesuaikan dengan aturan standar keuangan syariah.
Makalah akuntansi salam harus berisi tentang pengertian akad salam, jenis-jenis akad salam, ilustrasi akad salam, rukun dan syarat akad salam, kelebihan dan kekurangan akad salam. Contoh soal dan jawaban akuntansi salam dalam transaksi syariah harusnya dapat mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh dikemudian hari.
Soal akuntansi transaksi salam dan salam paralel terjadi pada PT Masraffi yang mengajukan pinjaman modal kerja sebesar Rp 62.000.000 yang akan menghasilkan produk dengan harga Rp 5.250. Setelah perkerjaan selesai ternyata penjual dapat menjual barang dengan harga Rp 5.725. Berapakah keuntungan yang diperoleh penjual?
Cara menghitung keuntungan dalam akuntansi transaksi salam tetap mempertimbangkan harga jual sesuai perjanjian. Adapun perhitungan akuntansi transaksi salam dapat dilakukan dengan metode:
Modal Kerja Dibutuhkan | Rp 6.200.000 |
Jumlah yang Didapatkan | 1.181 |
Harga Jual | Rp 5.725 |
Jumlah Barang Pesanan | Rp 6.760.952 |
Laba Salam | Rp 560.952 |
Baca Juga: Cara Menghitung Nisbah Bagi Hasil Musyarakah
Demikian contoh kasus akad salam dalam akuntansi syariah semoga dapat membantu mengetahui perbedaan akad salam dan istishna bersamaan dengan materi kelebihan dan kekurangan jual beli dalam bentuk salam dan istishna.
0 Response to "Contoh Kasus Akad Salam dalam Akuntansi Syariah"
Post a Comment
Saya mengundang Anda untuk Berdiskusi