Cara Pemilihan Sampel Audit
Cara pemilihan sampel audit adalah tindakan auditor untuk memeriksa laporan keuangan dengan menggunakan bukti audit yang diperoleh. Contoh penerapan pengambilan sampel dalam audit dilakukan agar compliance test dan substantive test dapat diterapkan.
Faktor-faktor apa saja dalam menentukan sampling audit untuk pengujian pengendalian tentunya akuntan publik tidak memeriksa seluruh transaksi dan bukti transaksi yang diperoleh dari perusahaan atau pihak ketiga. Risiko sampling adalah risiko bahwa auditor memilih sampel yang tidak dapat menyimpulkan seluruh populasi.
Pertimbangan yang perlu dilakukan oleh auditor dalam merancang sampel adalah pengambilan beberapa bukti audit yang diperlukan untuk ditest. Makalah sampling audit akan diperlukan guna menentukan sampel mana yang dapat menarik kesimpulan terhadap seluruh populasi bukti audit yang ditemukan.
Hubungan Antara Jenis Bukti dan Sampling Audit
Hubungan antara jenis bukti dan sampling audit tentunya berlaku karena adanya bukti transaksi yang berasal dari pihak eksternal. Mengapa bukti eksternal dapat diandalkan daripada bukti internal tentunya berkaitan dengan cara pemilihan sampel berdasarkan psa 26 dan sa 530.
Hubungan antara jenis bukti dan sampling audit seperti akuntan publik yang mendapatkan bukti dari pihak eksternal biasanya akan menguatkan kebenaran transaksi diperusahaan. Sampel dalam audit sektor publik berlaku untuk tahapan, jenis, makalah bahkan pertanyaan tentang perolehan bukti audit.
Hubungan antara sampling audit dan jenis bukti tentunya bukti audit sampel tidak diperkenankan dipilih secara seenaknya sebab harus dapat mewakili keseluruhan dan akan berpengaruh terhadap opini audit yang akan dikeluarkan oleh akuntan publik.
Baca Juga: Apakah Faktur Pengganti Bisa Diganti Lagi
Cara Pemilihan Sampel Audit
Cara pemilihan sampel audit dilakukan agar akuntan publik tidak seenaknya mengambil bukti transaksi di perusahaan. Sampel harus dipilih dengan metode tertentu karena harus dipertanggungjawabkan oleh auditor sehingga harus benar-benar representative.
Cara pemilihan sampel audit dilakukan secara acak dengan mempergunakan teori probabilitas dalam pengukuran nilai sampel. Metode pendekatan statistik dan nonstatistik dalam penentukan bukti audit seharusnya dipertimbangkan oleh auditor dengan risiko sampling dan risiko nonsampling yang muncul.
Cara pemilihan sampel audit dapat menggunakan metode random, metode block sampling dan metode statistical sampling. Auditor dianjurkan untuk menyusun sampling plan dengan menggunakan metode pemilihan sampel berikut ini.
Judgement Sampling
Judgement sampling adalah pemilihan sampel audit secara random dengan menggunakan intuisi dari akuntan publik. Contohnya menggunakan metode vouching bukti transaksi.
Block Sampling
Block sampling adalah pemilihan sampel audit dengan memilih bulan tertentu untuk transaksi perusahaan. Contohnya auditor menggunakan januari, maret dan juli.
Statistical Sampling
Statistical sampling adalah pemilihan sampel audit dengan menggunakan langkah ilmiah. Sampel statistical akan memerlukan waktu lama untuk pengumpulan bukti audit dan dipergunakan ketika pengendalian internal perusahaan berjalan baik.
Baca Juga: Contoh Audit Plan Dalam Suatu Perusahaan
Faktor-Faktor Dalam Menentukan Sampling Audit
Faktor-faktor dalam menentukan sampling audit dipergunakan karena auditor tidak mungkin menggunakan seluruh bukti transaksi untuk menilai kewajaran laporan keuangan. Risiko sampling adalah risiko auditor yang mendapati bahwa kesimpulan yang didapatkan berbeda dengan keseluruhan populasi.
Faktor-faktor apa saja dalam menentukan sampling audit untuk melakukan pengujian tentunya dapat menggunakan pendekatan statistik dan nonstatistik. Bukti audit tidak diukur berdasarkan jumlahnya yang banyak akan tetapi ketepatan penggunaan bukti audit sebagai dasar pengambilan opini audit.
Faktor-faktor apa saja dalam menentukan sampling audit harus dilakukan pertimbangan oleh auditor. Pendekatan statisik dan nonstatisik harus digunakan sesuai dengan pertimbangan profesional dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian sampel. Apabila pendekatan statistik dan nonstatistik dipergunakan dengan baik, maka akan menghasilkan bukti audit yang cukup dan tepat.
Baca Juga: Pengendalian Internal Kas dan Setara Kas
Demikian cara pemilihan sampel audit semoga dapat menghindari adanya risiko audit dan memberikan contoh penerapan sampling audit yang baik.
apa kelebihan dan kekurangan dari ke-3 cara pemilihan sample di atas, tolong untuk dijelaskan terima kasih
ReplyDelete